Mitos Fakta Remaja Perempuan yang Sedang Menstruasi Tidak Kotor dan Gak Perlu Dijauhi
Menstruasi itu proses biologis normal, bukan kutukan, bukan tanda kenajisan, apalagi alasan buat ngejauh. Darah menstruasi itu bukan darah “kotor” dalam arti menjijikkan, tapi darah yang memang secara alami dikeluarkan tubuh karena dinding rahim luruh.
Kalau dibilang kotor, ya sama aja kayak bilang keringat, ingus, atau air mata itu kotor. Padahal itu semua reaksi alami tubuh manusia. Jadi dari titik ini aja, harusnya kita sudah bisa sepakat: menstruasi itu normal.
Masalahnya, di masyarakat kita—entah dari obrolan tetangga, mitos warisan nenek moyang, atau bisik-bisik grup WhatsApp keluarga—menstruasi sering dikasih label aneh-aneh.
Katanya cewek haid nggak boleh ini, nggak boleh itu, auranya “beda”, bahkan ada yang masih percaya kalau cewek menstruasi itu membawa sial. Ini lucu sekaligus miris.
Lucu karena nggak ada dasar ilmiahnya sama sekali, miris karena yang kena dampaknya justru remaja perempuan yang lagi belajar menerima tubuhnya sendiri.
Bayangin baru puber, hormon naik turun, mood roller coaster, eh masih ditambah stigma “kamu lagi kotor, jangan dekat-dekat”. Mental drop.
Padahal secara medis, perempuan yang sedang menstruasi tetap bersih selama menjaga kebersihan diri.
Mandi? Boleh dan malah dianjurkan. Keramas? Boleh, nggak bikin darah “naik ke kepala”. Olahraga ringan? Boleh, asal nyaman. Interaksi sosial? Ya jelas boleh.
Nggak ada satu pun penelitian ilmiah yang bilang perempuan menstruasi harus diasingkan dari lingkungan sosial.
Yang ada justru, dukungan sosial itu penting karena banyak remaja perempuan mengalami nyeri, lelah, atau emosi yang naik turun saat haid. Dijauhi malah bikin makin stres.
Soal kata “kotor” ini juga sering salah kaprah. Dalam konteks kebersihan, kotor itu soal ada atau tidaknya bakteri dan higienitas, bukan soal fase biologis.
Darah menstruasi memang bisa jadi tempat berkembang bakteri kalau nggak dijaga kebersihannya, tapi itu berlaku buat semua darah, bukan cuma darah haid.
Makanya pembalut harus diganti rutin, area tubuh dibersihkan dengan benar, dan pakai pakaian dalam yang nyaman.
Selama itu dilakukan, ya bersih. Sesimpel itu. Jadi yang perlu diedukasi itu soal kebersihan, bukan malah menjauhkan orangnya.
Yang bikin makin ngeselin, mitos ini sering dibungkus pakai dalih “adat” atau “kepercayaan”.
Padahal adat itu seharusnya melindungi dan memanusiakan, bukan malah bikin orang merasa rendah.
Remaja perempuan yang menstruasi bukan manusia kelas dua, bukan pembawa masalah, dan bukan objek bisikan.
Mereka cuma lagi menjalani siklus bulanan yang secara ironis justru memungkinkan kehidupan manusia terus berlanjut.
Tanpa menstruasi, ya nggak ada kelahiran. Jadi aneh banget kalau sesuatu yang jadi dasar kehidupan malah dianggap menjijikkan.
Intinya, anggapan bahwa remaja perempuan yang sedang menstruasi itu kotor dan harus dijauhi adalah mitos basi yang sudah waktunya dibuang.
Faktanya, mereka tetap manusia utuh, bersih, layak dihormati, dan layak diperlakukan normal. Edukasi soal menstruasi itu penting banget, bukan cuma buat perempuan, tapi juga buat laki-laki dan lingkungan sekitarnya.
Biar nggak ada lagi remaja yang merasa malu, minder, atau terasing cuma gara-gara proses alami tubuhnya sendiri. Menstruasi bukan aib, bukan dosa, dan jelas bukan alasan buat menjauh.